Jumat, 31 Oktober 2008

Press Release...

Keakuratan, Ketersediaan Dan Keterbukaan Data Serta Perlindungan Hak-Hak Masyarakat Adat Untuk Perencanaan Tata Ruang Wilayah Sebagai Solusi Dalam Menghambat Laju Deforestasi Dan Degradasi Hutan di Indonesia

Jakarta, 28 Oktober 2008. Forest Watch Indonesia bersama Aliansi Masyarakat Adat Nusantara, Global Forest Coalition dan Ikatan Cendekiawan Tanimbar Indonesia mengadakan pertemuan dengan tema ‘Laju dan Penyebab Deforestasi dan Degradasi hutan di Indonesia’ pada tanggal 27 dan 28 Oktober 2008. Pertemuan ini dihadiri oleh ornop lingkungan, Departemen Kehutanan, organisasi masyarakat adat, akademisi dan Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia.

Ada beragam data yang menunjukkan rata-rata laju deforestasi di Indonesia dari tahun ke tahun. Forest Watch Indonesia mengungkapkan bahwa laju deforestasi selama periode 1989 – 2003 adalah 1,9 juta hektar. Sementara Badan Planologi Departemen Kehutanan membagi dalam tiga periode yaitu, 1985 – 1997 sebesar 1,87 juta hektar, 1997 – 2000 sebesar 2,83 juta hektar dan 1,08 juta hektar pada periode tahun 2000 – 2005. FAO mencatat laju deforestasi di Indonesia mencapai 1,87 juta hektar selama 2000 – 2005. Berapa pun angka yang ditampilkan, menunjukkan bahwa laju deforestasi dan degradasi di Indonesia sangat tinggi dari waktu ke waktu.

Tingginya permintaan pasar global akan komoditi berbasis sumber daya alam seperti: kayu, minyak sawit, pulp, tambang, dan kertas mendorong sikap reaktif dan oportunis pemerintah untuk mengeluarkan banyak kebijakan sektoral yang semata-mata berorientasi pada peningkatan pendapatan, eksploitatif dan tidak berkelanjutan. Di sisi lain, perencanaan dan pengawasan atas pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hutan oleh pemerintah tidak menunjukkan tanda-tanda perbaikan yang berarti. Misalnya sampai saat ini dari 120,35 juta hektar kawasan hutan yang ditetapkan oleh Departemen Kehutanan baru sekitar 12% yang dikukuhkan atau di tata batas (temu gelang).

Deforestasi dan degradasi hutan menyebabkan dampak lingkungan seperti: hilangnya keanekaragaman hayati, bencana alam, dan hilangnya sumber-sumber penghidupan masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan. Dalam konteks perubahan iklim global, kebakaran hutan dan lahan menjadikan Indonesia negara ke-3 penyumbang emisi CO2 terbesar di dunia.

Pertemuan ini merumuskan bahwa akar masalah dari deforestasi dan degradasi hutan di Indonesia, antara lain:

- Lemahnya perencanaan tata ruang wilayah dan sinkronisasi antar sektor maupun antar tingkat pemerintahan (pusat, daerah tingkat I dan daerah tingkat II) mengakibatkan inkonsistensi kebijakan terkait dengan pengelolaan sumberdaya hutan.

- Lemahnya akomodasi dan perlindungan negara terhadap hak-hak masyarakat adat.

- Lemahnya keakuratan, ketersediaan dan keterbukaan data dari para pihak yang memiliki kewenangan terhadap isu pengelolaan sumberdaya hutan.

Informasi lebih lanjut, kontak:
Wirendro Sumargo

Public Campaign And Policy Dialogue Coordinator

Forest Watch Indonesia,
HP: +62 8159280585,
email: rendro@fwi.or.id

Sekretariat Forest Watch Indonesia
Jalan Sempur Kaler No.26 Bogor,
Telp: +62 251 8323664, Fax: +62 251 8317926,
email: fwibogor@fwi.or.id; fwi@indo.net.id
website www.fwi.or.id

Kamis, 23 Oktober 2008

Seminar “Laju dan Penyebab Deforestasi dan Degradasi Hutan di Indonesia”

Hutan merupakan kekayaan yang sangat berharga bagi ekosistem dunia, dimana didalamnya terdapat lebih dari 60% keanekaragaman hayati dunia. Hutan memiliki banyak nilai, seperti nilai sosial-ekonomi, bermacam-macam fungsi ekologis yang penting dalam kaitannya dengan lahan dan perlindungan serta nilai budaya yang tidak bisa dilepaskan dari hutan. Hutan bagi masyarakat yang tinggal disekitarnya merupakan areal untuk mencari makan dan bertahan hidup. Bagi mereka hutan dapat menyediakan obat-obatan, madu, kayu bakar serta barang dan jasa lainnya seperti halnya nilai rohani dan budaya. Pada tataran global, hutan masih memegang peranan penting dalam pengaturan iklim dan menjadi reservoir karbon yang utama diatas permukaan bumi dan keberadaannya dapat mencegah peningkatan efek rumah kaca.
Berkurangnya luasan dan turunnya kualitas hutan sampai saat sekarang ini masih menjadi permasalahan utama dunia kehutanan Indonesia. Hal ini dapat kita lihat dari masih besarnya angka deforestasi Indonesia setiap tahunnya. Tentu hal ini tidak terjadi begitu saja, banyak hal yang menyebabkan hutan alam Indonesia terdeforestasi setiap tahunnya. Banyak faktor yang apabila kita analisa lebih lanjut dapat di-indikasikan sebagai penyebab terjadinya deforestasi dan degradasi hutan di Indonesia baik langsung maupun tidak langsung. Untuk mengetahui faktor-faktor tersebut, maka pada beberapa tahun lalu terbentuk sebuah inisiatif yang disebut dengan ”Underlying Causes of Deforestation and Forest Degradation”. Studi-studi yang berkaitan dengan inisiatif ini sudah sangat banyak membuah pemikiran dan skenario tentang pelaku, bagaimana dan apa saja faktor yang menyebabkan penyusutan hutan dunia, terutama hutan hujan tropis.
Inisiatif ini pertama kali muncul ketika pada tahun 1995 salah satu komisi badan PBB membentuk IPF (Intergovernmnetal Panel on Forest), untuk membahas berbagai isu kehutanan secara luas dan salah satu isu utama pada waktu itu adalah ”Underlying Causes of Deforestation and Forest Degradation”. Sejak saat itu banyak studi dan penelitian yang dilakukan terkait inisiatif diatas, walaupun dalam perjalannya banyak terdapat perbedaan pendapat, namun dapat ditarik kesimpulan dari beberapa penelitian bahwa deforestasi dan degradasi hutan terjadi karena ada pelaku; penyebab langsung (direct causes); dan penyebab dasar (underlying causes).
Untuk itu maka Forest Watch Indonesia (FWI) bekerja sama dengan Global Forest Coalition (GFC) melakukan sebuah studi untuk mengidentifikasi akar penyebab deforestasi dan degradasi hutan di Indonesia dan kaitannya dengan dampak terhadap masyarakat lokal dan masyarakat adat yang dalam kesehariannya sangat tergantung kepada keberadaan hutan disekitar mereka. Dalam hal ini maka dipilih tiga propinsi untuk dijadikan area studi (Riau, Kalbar dan Papua). Fokus studi ini adalah untuk mengetahui permasalahan kehutanan Indonesia, dalam kaitannya dengan terjadinya deforestasi dan degradasi hutan, seperti tumpang tindih kebijakan antara pemerintahan pusat dan daerah; pemanfaatan fungsi hutan; aspek konservasi; dan beberapa hal lainnya.

Jumat, 22 Agustus 2008

Sumatera Forest State

Setelah merilis Kalimantan Forest Concession Database, beberapa waktu yang lalu, Forest watcher di Pendopo Sempur Kaler 26 kembali merilis Sumatera Forest State, yang berisi tentang peta konsesi perkebunan di Riau, peta hotspot di Sumatera, peta lahan gambut di Riau.

Rabu, 06 Agustus 2008

Oleh-oleh dari Ciamis

Kemarin saya ikut acara Pelatihan Rapid Land Tenure Assessment) bagi Praktisi dan Staff LBH-SPP di Desa Margaharja, kec. Sukadana, Kab. Ciamis yang diselenggarakan tanggal 28-29 July 2008 lalu. Pelatihan ini di inisiasi oleh kerjasama ICRAF-HuMa-WG Tenure-LBH-SPP serta YAPEMAS dengan dukungan Partnership for Governance Reform
Pelatihan ini berlangsung dengan semangat yang tinggi dari para peserta pelatihan yang terdiri dari OTL-OTL dari SPP yang tersebar dari 3 kabupaten. SPP sendiri terdiri dari lebih dari 100 desa yang tergabung dari 3 kabupaten yaitu Kabupaten Ciamis, Tasik, dan Garut. Berkumpul di desa Margaharja dengan fasilitas seadanya yang merupakan salah satu OTL yang ada di Kabupaten Ciamis. Di desa ini sudah berdiri satu balai pertemuan yang didirikan SPP dalam melakukan konsolidasi dengan masyarakat, dan dibalai inilah kita melakukan pelatihan. Peserta disediakan penginapan dirumah penduduk, tetapi peserta lebih memilih tidur di balai pertemuan ketimbang dirumah penduduk yang sebagian mereka beralasan tidak mau merepotkan penduduk sekitar padahal balai pertemuan tersebut adalah ruangan terbuka tanpa sekat. Bisa dibayangkan apalagi daerah Ciamis merupakan daerah dingin sedingin Siborong-borong kampung halamanku, para peserta tidak perduli dengan kondisi tersebut demi ilmu yang akan mereka peroleh dari hasil pelatihan. Salut dengan semangat dan perjuangan kawan-kawan disana. Sementara kita yang datang dari kota disediakan penginapan di rumah Pak Yana sebagai koordinasi lapangan OTL Margaharja, yah.... dipikir-pikir cukup nyamanlah tak sedingin kawan-kawan yang tidur dibalai terbuka dengan dinding yang terbuka dan angin bebas berhembus dari segala penjuru.
Bercerita dengan kawan-kawan disekretariat SPP – Tasik, ada juga hal-hal menarik yang bikin saya Salut melihat mereka. Mereka tidak dihidupi oleh Funding seperti kita yang ada disini, dalam menghidupi sekretariat mereka mendapatkan dari masyarakat yang tergabung dengan SPP. OTL-OTL sebagai dampingan mereka memberikan mereka sumbangan-sumbangan berupa SEMBAKO baik itu berupa beras, lauk-pauk, dll yang tidak berupa duit. Dari penuturan mereka yang harus turun lapangan yang jauh dari transportasi modern, kadang harus berjalan kaki berjam-jam bahkan berhari-hari untuk mencapai lokasi, dan mereka tak pernah mengeluh. Kadang saya berpikir, mungkin mereka bisa makan dari hasil panen masyarakat tetapi bagai mana dengan pemenuhan pribadi mereka yang butuh hiburan dan perlengkapan pribadi lainnya. Mungkin mereka tidak terlalu memikirkan itu karena memang rata-rata mereka yang disekretariat adalah yang masih berstatus mahasiswa. Selidik punnya selidik ternyata hanya satu nama yang membuat kerisauan dan kegelisahan mereka sirna yaitu dengan menyebut nama Agustiana, ternyata tokoh yang bernama Agustiana inilah yang mereka bikin menjadi simbol dari pergerakan mereka. Salut sama Kang Agustiana....
Begitulah cerita yang kudapat dari perjalanan singkatku ke Ciamis selama 3 hari.... beralih lagi ke soal pelatihan. Pelatihan ini bertujuan untuk bagaimana masyarakat menyiapkan data-data yang diperlukan dalam mengantisipasi segala kemungkinan dalam proses advokasi baik negosisasi, mediasi maupun secara hukum (pengadilan). Ada dua sistem yang ditawarkan dalam pengumpulan data menuju advokasi yaitu RATA (Rapid Land Tenure Assessment) yang digagas oleh ICRAF dan WG Tenure dan dipresentasikan oleh bang Martua Sirait, satu lagi HuMa Win yang dipersentasikan oleh Andiko (HuMa).
RATA adalah suatu sistem pengumpulan data yang ditawarkan dalam menghadapi konflik untuk mencari penyelesaian terbaik. Sedangkan HuMa Win adalah teknik pendokumentasian dalam sistem Database yang sudah siap pakai dalam bentuk Microsoft Access dimana segala data-data yang diperlukan sudah tersimpan dengan baik dan siap diolah dalam berbagai bentuk data yang digunakan dalam penyelesaian konflik terbaik. Dalam pelatihan ini, penerapan sistem RATA digunakan dengan berbagai contoh kasus yang ada di wilayah LBH-SPP. Dari hasil simulasi ternyata masih banyak data yang belum terpenuhi untuk penyelesaian konflik, yang selanjutnya menjadi PR masing-masing OTL untuk melengkapinya. Salah satu contoh yang paling nyata dan harus dilakukan adalah Penataan Batas, hampir seluruh wilayah OTL belum melakukannya.

Kamis, 03 Juli 2008

PR ku yg belum selesai-selesai

Huh...Bingung mo mulai dari mana.... :D

Oh aku mulai ingat,

“Normalisasi”

Hah?????

normalisasi itulah awal PR ku, tepatnya aku harus menormalkan database konflik yang udah jadi...

setelah aku cek, ya ampiun.....

pusing...hehehehe...

aku sampe berpikir “database ini udah normal ke berapa ya?”

query yg simple aja ko ga bisa ya...

gilee....tapi aku harus selesein PR ini..(ayo semangat!!!!)

langkah pertama (hah langkah pertama???kaya apaan aja...hehehehe)

  1. export data dulu ke excel
  2. baru deh mulai di normalkan (ko cuma dua doang langkahnya????)

mencoba menormalkan ( di excelà jd flat tabel)....

database konflik ini acuan yg paling tinggi itu di tabel konflik, semua tabel bermuara di tabel konflik...

trus kan ada perubahan seharusnya database konflik ini acuan yg paling tinggi adalah sumber berita...

jadi aku harus rubah....

normalin data sumber dulu à di buat jadi index media

abis itu baru deh tabel konflik nya...

lalu aku harus menggabungkan index media ke tabel konflik...(masih lancar...)

setelah itu pindah ke tabel lokasi (lumayan lancar...walopun bingung dengan id nya à udah mulai stress...)

tambah stress lg pas aku relasiin ke pelaku... (di dalam tabel pelaku ko banyak ID yang aneh)à jd bingung bikin index nya...

aaarrrrggghhhhh.....hiks...hiks...ko g selese2 ya???

ya ampiun.......ko ribet bgt ya....

sempet ada dipikiran (mendingan bikin relasi sendiri yg belum ada datanya...)

akhirnya relasi (id..id... ma temen2nya) selese jg

sekarang ketemu lg sama tabel pelaku....

di tabel ini ko isinya aneh2 juga ya...hehehehe

ada pelaku konflik yang namanya “gajah” J , anehnya (plus bikin pusing) di sini ada pelaku yg sama misalnya “gajah” kenapa id nya beda ya??????

Yeah!!!!!

Akhirnya dari tabel index media, konflik sampe ke tabel pelaku selese di normalin...

Ups....salah ternyata belum selese....(yaaaa...... L)

Nenti blm relasiin tabel media, konflik dengan tabel pelaku.....

Ayo semangat!!!!!!!

Cek satu2... Idnya...terus..terus...akhirnya beres..

Ada masalah lg ternyata (gimana gabungin perusahaan sama konflik ya????)

Nanti dulu ah....

Mo bikin replikasi basis web kaya RPBBI dulu....

Import dulu dr excel ke mysql...

Yuk mariiiii......

Coba dulu 5 tabel ah... (tabel pelaku jgn dulu)

Sekarang mari buat kopi dulu...hehehehe

LEFT JOIN ..bla..bla...

LEFT JOIN ...bla....bla...

Lho ko g muncul???

Hahahahaha ternyata salah join tabel...

Setelah di otak atik muncul juga deh...

Selanjutnya adalah menghubungkan perusahaan mana2 saja yg terlibat konflik????

Ada yg bisa bantu????

PR ku ...PR ku.... ga selese2...(stuck di sini...)

Bingung cara relasiinnya ?????

Udah mulai g bisa berpikir....hahahaha

Mari kita liat yg bening2 dulu....hehehehe

Udah liat yg bening2 (air putih) tetep g bisa mikir lagi...hehehehehehe

Jumat, 20 Juni 2008

Peta Online


meminjam judul satu acara di tv swasta yang tayang setiap minggu,...akhirnya datang juga... sepertinya kata yang tepat untuk menggambarkan kehadiran peta online yang telah berhasil digarap teman-teman forest watcher di pendopo sempur kaler 26. perjuangan selama ini terbayar lunas dengan online nya peta ini. mimpi yang lama terpendam, akhirnya terwujud sudah...tahap awal yang berhasil dimunculkan adalah peta konsesi Hak Pengusahaan Hutan (HPH) di Kalimantan, untuk daerah lainnya di Indonesia akan segera menyusul. Peta ini terhubung langsung dengan Database Izin Usaha Pengelolaan Hasil Hutan Kayu milik Forest Wacth Indonesia yang sudah lebih dulu online. Perpaduan database ini akan memberikan gambaran kepada publik tentang profil, alamat, lokasi dan lain-lain dari suatu perusahaan HPH.
Online nya peta ini tidak terlepas dari bantuan teman-teman di Air Putih dan dukungan dari IndosatM2. Thanks atas server gratisnya.
dengan online nya peta konsesi ini, satu peer besar sudah bisa diselesaikan, sekarang tinggal bagaimana supaya data yang ada selalu update, lengkap dan terpercaya. untuk itu dibutuhkan kerja keras dan kerjasama tim yang solid. Buat Om Riddelella dan Om Bambang, kerja keras kalian sudah jadi kenyataan...salut...salut...salut...sukses....
baca juga disini

Kamis, 19 Juni 2008

Monster Abramovich



sore ini Om Oge kasih satu ide ke aku untuk bahan postingan di blog ini, yaitu tentang T800, Buldoser Raksasa yang konon katanya masuk Guiness World Records 1988 sebagai buldoser terbesar di dunia. katanya beberapa waktu yang lalu ada di koran kompas. aku langsung ingat, beberapa waktu yang lalu memang pernah baca di kompas yang membahas buldozer yang akan masuk ke Indonesia tepatnya ke Kalimantan Timur. Aku langsung search....
melihat spesifikasi yang dirilis dari buldozer ini, bikin merinding aja, panjangnya 12,4 m, lebar 6 m dan tinggi 4,775 meter, makanya aku kasih namanya Monster Abramovich...kenapa Moster Abramovich, karena monster ini buatan Rusia negeri dari Roman Abramovich si juragan minyak dunia...gak kebayang klo ketemu monster ini di jalan, pasti jalannya habis buat dia semua, trus kita disuruh nungguin dia lewat, sukur2 kita gak digilas...kiamat... tinggi blade si monster ini 2,6 m dengan lebar 6 meter, kapasitas sekali garuk 26, 3 meter kubik. ..oits...ini alamat buruk...bumiku makin cepat hancur...dengan buldozer kecil aja udah cepat habis, apalagi ini yang kapasitasnya berlipat-lipat...bakal ancur-cur...
Monster ini dibeli oleh sebuah perusahaan pertambangan di Kalimantan Timur, PT Kutai Timur Investama dengan harga 9 milyar. wow...harga yang fenomenal...Monster ini akan mulai beredar di Indonesia awal tahun 2009. so, siap-siap ketemu di jalan...ati-ati jangan sampe kelindes...
udah dulu ah..besok ditambahin lagi...
Berita lengkapnya ada di www.kompas.com
baca juga T-800, alat penghancur Sauron di Indonesahh
dan Cerita Tragis Seko akan Berulang

Bull shit day, pasca mutung-mutungan....

Kenapa ini selalu terjadi? secara jujur aku ingin katakan bahwa hal ini seharusnya tidak terjadi ketika aku ingin ngobrol-ngobrol dengan kawan2 seperguruan dari sempur kaler no 26. Tapi apa boleh buat, hal ini terjadi lagi karena diriku, walaupun ini mungkin saja karena dorongan subjektivitasku melihat keadaan. Jujur gila....aku secara pribadi kagak suka melakukannya....it's enough...seperti bahasa orang batak.

Kembali ke suatu waktu di hari senin pada bulan juni 2008, aku mengajak kawan2 seperguruan untuk ngumpul di pendopo samping. Dimulai dengan membicarakan kegiatan2 ataupun jurus-jurus yang sedang + telah dipelajari kawan2 seperguruan selama dua minggu yang lalu. Setelah itu, kami melanjutkan obrolan tentang persiapan pertemuan akbar bagi para anggota pendopo sempur kaler. Istilah yang sering dipakai adalah PERSIM (pertemuan bagi para tukang intip hutan).

Nah... ini dia, seperti judul tayangan pada sebuah tv lokal yang berbau esek-esek, awal dari aku memberi judul tulisanku ini. Setelah selesai ngobrolin pertemuan akbar tersebut, obrolan kami dilanjutkan dengan ceramahku yang mungkin bagi sebagian kawan2 seperguruan sudah membosankan. Aku mulai mengeluarkan jurus-jurus aji mumpung, dari kondisi krisislah, aku lagi stress lah, persoalan maen game, masalah yang kagak beres-beres lah, dan masih banyak lagi sampe aku lupa untuk menyebutkannya satu per satu.

Mungkin karena semangatnya, aku tidak sadar bahwa kawan2 seperguruanku sudah gerah dengan celotehanku yang tak berguna itu. Ada yang asyik menggambar, ada yang asyik mencoret-coret, tapi ada pula yang menerawang, malah ada yang sudah masa bodoh, walaupun ada juga yang masih setia mendengarkan. Tapi pada umumnya, yang kuperhatikan adalah wajah-wajah mutung karena celotehan ku tersebut.

Besok harinya pasca pertemuan tersebut aku dan sebagian kawan ngumpul lagi di pendopo samping. Tapi untuk kali ini, aku lebih banyak menjadi pendengar saja karena kawan2 sedang mendiskusikan peluang2 kerjasama dengan perguruan silat lainnya untuk menemukan jurus-jurus baru. Ketika aku mengikuti jalannya diskusi, aku tanpa bermaksud tertentu, buku jurus kawan seperguruan yang berada di sebelah terbaca olehku. Yang menarik adalah sepotong kalimat "Bull Shit" dari sekumpulan catatan di bukunya. Setelah aku amat-amati....aku sadar bahwa penggalan kalimat tersebut adalah wujud ekspresi dan respons yang spontan dari dia atas ceramah ku kemaren. Dengan sedikit iseng dan yang pasti karena dorongan keingintahuanku, aku menanyakan sepenggal kalimat tersebut ke kawan seperguruanku itu.

Dia dengan agak gugup menjawab...nggaaaaak...itu nggak penting kog. Tapi karena momen itu, aku mengajak kawan2 seperguruan untuk ngobrolin tentang bagaimana seharusnya pendopo sempur kaler ke depan. Dimulai dengan aku menanyakan pendapat kawan2 seperguruan tentang sejak terjang ku selama ini di pendopo, pendapatku terhadap kawan2 seperguruan, mimpi-mimpi, sampai kepada siapa calon pemimpin baru di perguruan ini.

Dari lontaran kawan2 seperguruan, ada yang menyebutkan aku kurang tegas, ada yang mengatakan aku suka marah-marah, terkesan pilih kasih dan kaku, ada juga yang mengatakan aku kurang memberikan asperasi kepada kawan2 seperguruan, bahkan ada yang mengatakan aku bukanlah seorang kakak seperguruan yang baik. Aku tertegun mendengarnya, tapi bagiku ini menjadi hal yang sangat langka dan berharga karena kawan2 seperguruan mau memberi kritik tajam terhadap diriku. Bekal ini yang akan aku bawa bila suatu saat aku diijinkan akan mengurus perguruan silat lain.

Obrolan tersebut kemudian dilajutkan dengan usulan agar aku menceritakan tentang perguruan kita ini. Aku mengatakan bahwa pada awalnya aku memiliki espektasi (expectation) yang sangat tinggi dari kawan2 seperguruan untuk memajukan perguruan sebagai sebuah tim. Kita sebagai team work, dengan segala kekurangan dan keterbatasan, punya semangat sama, punya mimpi yang sama, untuk membagun perguruan ini dengan segala cara. Karena aku juga tau kapasitasku yang hanya pas-pasan. Walaupun pada perjalanannya, apa yang diimpikan tidak bisa direalisasikan sepenuhnya. Ketika aku merasa bahwa ada beberapa anggota seperguruan tidak berjalan sesuai dengan harapan, pencapaiannya kurang memuaskan, hanya memikirkan diri sendiri, kadangkala akan membuat ku menjadi suntuk dan akhirnya terekspresi dengan marah-marah, terlihat kaku dengan beberapa orang, terkesan pilih kasih, menjengkelkan dan lain sebagainya. Semoga ini bukan pembenaran dariku saja, ketika aku merasa kurang mampu memimpin perguruan ini.

Tetapi bagiku obrolan kemaren, menjadi sebuah titik pengharapan agar perguruan ini semakin besar sesuai dengan cita-cita ketika perguruan ini didirikan. Apalagi dengan nantinya ada pemimpin yang baru, dan mungkin saja lebih progressif dan inovatif dibanding diriku, akan membawa spirit dan suasana baru bagi kawan2 seperguruan dan perguruan ini sendiri.

Sukses kawan2 dan semoga semakin maju perguruan ini ...i miss you all, i will back someday and i am promise it. /end

Rabu, 18 Juni 2008

Papua Days "Selamatkan Manusia dan Hutan Papua"

Papua dikenal memiliki rimba belantara tropis yang menyimpan berbagai kekayaan alam yang melimpah dengan keragaman suku dan budaya. Tetapi saat ini keanekaragaman hayati di Papua mulai terusik dengan adanya aktivitas pencurian dan penyelundupan kayu maupun pemanfaatan sumberdaya hutan yang tidak lestari.
Telapak, sebagai organisasi masyarakat sipil yang peduli terhadap kelestarian pengelolaan sumber daya alam, akan memvisualisasikan kegiatan advokasi dan kampanye yang bisa mengangkat isu ini menjadi perhatian publik. Dan secara bersama-sama dapat mewujudkan pengelolaan sumberdaya hutan yang lebih baik, karena Papua adalah mutiara yang wajib kita jaga bersama.

Senin, 16 Juni 2008

Grafik Pengunjung Website FWI

Pengunjung Database Industri.
setelah kurang lebih satu bulan online, database industri dikunjungi 132 pengunjung, total pages yang dibuka 2051 dan total bandwith 23,03 MB. Grafik ini menunjukkan bahwa database ini masih sedikit dikunjungi oleh publik. Informasi yang paling banyak dilihat dari dalam database ini adalah informasi mengenai profil perusahaan dan informasi tenaga kerja.

Pengunjung Database IUPHHK
Periode Januari - Juni 2008, database iuphhk dikunjungi 1765 pengunjung, total pages yang dibuka 5257 dan total bandwith 216,14 MB. Informasi yang banyak dilihat adalah informasi mengenai SK perusahaan, profil perusahaan dan alamat hph.

Pengunjung Website FWI
Pada periode Januari - Juni 2008 pengunjung website fwi 16732 pengunjung, total pages yang dibuka 55175, total bandwith 12,53 GB
Informasi yang banyak dilihat adalah berita kehutanan.
Negara yang paling banyak mengakses website fwi (database industri, iuphhk dan fwi.or.id) adalah negara Ameika Serikat.

Kalimantan Forest Concession Database

Database ini berisi tentang peta konsesi dan peta industri kehutanan yang ada di Kalimantan.
Database ini dikerjakan Forest Watch Indonesia bekerjasama dengan Direktorat Bina Rencana Pemanfaatan Hutan Produksi, Departemen Kehutanan dan didukung oleh MFP-DPID.

Untuk melihat informasi lebih lengkap silahkan mengunjungi website kami :
http://www.fwi.or.id
or
http://www.peta.fwi.or.id

Database Industri Kehutanan

Database Industri Kehutanan adalah database industri kayu di Indonesia dengan kapasitas lebih dari 6000 m3 dan diatas 6000 m3. Database ini berisikan rencana realisasi, sumber bahan baku dan lain-lain dari suatu industri kayu.untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap silahkan mengunjungi website kami
http://www.fwi.or.id
or
http://www.industri.fwi.or.id

Database IUPHHK

Database IUPHHK adalah Database Izin Usaha Pengelolaan Hasil Hutan Kayu. Database ini mencakup semua informasi mengenai unit manajemen yang ada di Indonesia. Informasi seperti profil suatu unit manajemen bisa dilihat disini. Disamping itu informasi tentang rencana lima tahunan dan realisasi juga bisa dilihat di dalam database ini.
Keterbatasan data yang kami dapat dilapangan menjadi kendala utama dalam mengupdate database ini. Diharapkan ke depan, database ini akan terisi penuh dan update.
Database ini dikerjakan oleh Forest Watch Indonesia dan bekerjasama denganDirektorat Bina Rencana Pemanfaatan Hutan Produksi, Departemen Kehutanan, Didukung oleh MFP-DFID.
Semoga bermanfaat.
untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap silahkan mengunjungi website kami
http://www.fwi.or.id
or
http://www.iuphhk.fwi.or.id